WARTA BANDUNG BARAT, NGAMPRAH – Pemerintah Kabupaten Bandung Barat (KBB) memperingati Hari Ulang Tahun ke-18 pada Kamis, 19 Juni 2025, di Lapang Plaza Mekarsari, Komplek Perkantoran Pemkab. Upacara resmi dihadiri oleh jajaran ASN, tokoh masyarakat, pelajar, dan tamu undangan.
Dalam sambutannya, Bupati Jeje Ritchie Ismail menegaskan bahwa perayaan ini bukan sekadar seremoni, melainkan momentum evaluasi dan pengukuhan arah pembangunan berbasis empat pilar: Amanah, Nyaman, Adaptif, dan Aspiratif.
“Kita ingin KBB menjadi rumah besar yang amanah dan berkelanjutan. Tempat di mana setiap warga merasa nyaman, dihargai, dan dilibatkan,” tegas Jeje dalam sambutannya saat upacara.

Bupati Jeje menyampaikan rincian capaian di tiap pilar. Pilar Amanah terlihat dari dukungan terhadap pesantren dan rumah ibadah ramah lingkungan, serta perhatian kepada guru ngaji dan marbot. Pilar Nyaman diwujudkan melalui pembangunan ruang terbuka hijau, penataan sampah, perbaikan jalan serta fasilitas pendidikan dan kesehatan.
Pilar Adaptif ditandai dengan percepatan digitalisasi pelayanan publik dan peningkatan kapasitas ASN. Pilar Aspiratif diwujudkan melalui pelibatan aktif masyarakat—termasuk pemuda, perempuan, serta RT/RW—dalam forum musrenbang dan pengambilan kebijakan.
Jeje juga mengumumkan sejumlah capaian: perbaikan hampir 25 km jalan sepanjang 19 ruas sejak awal 2025; renovasi 47 ruang kelas (21 SD dan 26 SMP); serta program lingkungan seperti Juara Bersih dan pengembangan pengolahan sampah plastik melalui sistem sanitary landfill dan program Bewara .
Selain itu, Bupati menegaskan usia 18 tahun Kota Bandung Barat berada di fase transisi penting. “Usia 18 bukan lagi muda, namun juga belum tua. Ini saatnya memperkuat jati diri dan arah masa depan,” katanya, merujuk semboyan lokal “Wibawa Mukti Kerta Raharja” yang menjadi landasan nilai dan strategi pembangunan daerah .
Semboyan tersebut dijabarkan sebagai: “Wibawa Mukti” menegaskan kehidupan bermartabat, sementara “Kerta Raharja” bermaksud menciptakan kesejahteraan lahir dan batin dengan ridho Tuhan Yang Maha Esa. Filosofi ini selaras dengan visi pembangunan “AMANAH” —Agamis, Mandiri, Adil, Nyaman, dan Harmonis—menjadi panduan pembangunan yang tidak hanya cepat tetapi juga berbasis nilai luhur dan spiritual .
Jeje juga menyampaikan bahwa ia lebih sering berada di lapangan daripada di kantor, untuk menyerap langsung aspirasi warga sebagai dasar kebijakan cepat tanggap.
Acara ini juga diwarnai ziarah ke makam para pendiri KBB, termasuk Bupati pertama Abubakar dan tokoh pendiri Endang Anwar, sebagai bentuk penghormatan dan pengingat semangat awal pembentukan Kabupaten Bandung Barat pada 2007 .
Di sisi lain, masyarakat di media sosial dan media lokal memberi sorotan kritis terkait perbaikan infrastruktur, kualitas pendidikan, serta penanganan sampah dan korupsi pejabat terdahulu. Warga berharap arah pembangunan ke depan lebih konkret dan berdampak nyata dalam perbaikan kualitas hidup.
Pemerintah daerah menyatakan akan memperkuat pelibatan masyarakat melalui konsultasi publik berkelanjutan, Musrenbang, dan kanal digital aspirasi, agar pembangunan multi‑sektor yang inklusif dapat terwujud secara nyata.
Dengan pijakan nilai “Wibawa Mukti Kerta Raharja” serta empat pilar pembangunan, KBB memasuki usia dewasa pada fase penting transisi. Fokus selanjutnya adalah merealisasi program prioritas—perbaikan jalan, pendidikan, dan lingkungan—yang tepat sasaran dan dirasakan langsung masyarakat.
Penutup: Peringatan HUT ke-18 menjadi momentum untuk memperkuat arah pembangunan Bandung Barat yang berkeadilan, berkelanjutan, dan berakar pada nilai-nilai luhur bersama seluruh elemen masyarakat.