41 Tahun Dedikasi RS Abdi Waluyo: Menjadi Pilihan Utama dengan Teknologi Kesehatan Terkini


Warta Bandung Barat

– Ketika mencapai usia 41 tahun, RSAW semakin memperkuat janjinya untuk menyediakan pelayanan medis berkualitas tinggi serta fokus pada kebutuhan pasiennya di tanah air.

Rumah sakit ini mulai dibangun pada tahun 1984 atas inisiatif sekelompok dokter. Walau menghadapi berbagai kesulitan selama proses pembesaran dan pengembangan rumah sakit tersebut, dokter-dokter itu percaya sepenuhnya terhadap visinya; yakni mendirikan sebuah fasilitas kesehatan yang ditujukan bagi kepentingan publik, bebas dari campur tangan eksternal.

RSAW kini merupakan bukti konkret bahwa dedikasi tanpa pamrih pasti akan mendapatkan jalannya sendiri, serta usaha tidak akan berakhir dengan percuma. Keyakinan dan kejujuran itu tetap menjadi fondasi utama RSAW sampai sekarang.

“Saya mendirikan rumah sakit ini demi kepentingan masyarakat,” tegas Dr. Sutrisno T. Subagyo, Sp.PD-JP, pendiri utama RSAW. Pernyataan tersebut terus-menerus menjadi sumber inspirasi bagi RSAW sampai sekarang, menginspirasi mereka untuk dapat memberikan kontribusi kepada negara. Dia melanjutkan ceritanya, “Di awal pembentukannya, ada cukup banyak orang yang ragu tentang kemampuan kami dan tim dalam membangun sebuah rumah sakit swasta secara mandiri. Memang benar bahwa kita telah melewati masa-masa sulit selama proses itu. Akan tetapi, keyakinanku pada misi inti kami tak pernah goyah: membantu rakyat. Oleh karena itu, aku seringkali pasrah dan doa supaya segala sesuatunya berlangsung lancar,” tutur Dr. Sutrisno.

Didampingi oleh dua putranya, yaitu dr. Prasetyo Andriono, Sp.JP, dan dr. Sigit Pramono, FRANZCOG, Sp.OG, bersama seluruh staf medis dan sekitar 400 pegawai rumah sakit, RSAW mampu menghadapi semua rintangan dan masih kokoh dalam menyediakan layanan kesehatan berkualitas tinggi sampai hari ini. Dr. Sutrisno bersama kedua anaknya dan dokter-dokter lainnya telah berhasil mendapatkan pembiayaan sendiri sambil bertahap mempersiapkan sarana instalasi rumah sakit tersebut. Tidak hanya itu, RSAW juga dilengkapi dengan tenaga medis profesional terpilih negara ini, seperti ahli bedah presiden dan pakar-pakar dari FKUI-RSCM yang sudah dikenal akan kemahirannya dan prestasinya tanpa cacat sedikitpun.

Baca Juga  Sabang Mile Zero Monument Temporarily Closed for Visitors

Perjalanan dalam mendirikan RSAW tentu saja tidak selalu lancar, semuanya bermula dari titik awal. Prof. Dr. dr. Salim Harris, Sp.S(K), FICA, seorang dokter spesialis neurologi di RSAW mengingatkan kembali, “Pada tahun 1995, saya bersama dr. Sutrisno dan beberapa rekankah lainnya berdiri di hadapan rumah sakit tersebut, sambil menantikan kedatangan para pasien. Pada masa itu jumlah pasien masih sangat minim dibanding dengan kondisi saat ini. Itu merupakan momen yang begitu manis bagi kita, sebuah pengalaman yang tidak terlupa. Ini adalah bagian penting dari petualangan kita menuju RSAW yang ada hari ini serta komitmennya kepada masyarakat.”

Salah satu momen signifikan dalam perkembangan RSAW adalah ketika mereka berhasil membawa masuk teknologi kedokteran maju, antara lain MRI 3 Tesla serta pemindaian CT Scan dengan resolusi tinggi. Untuk para dokter di RSAW pada waktu itu, hal tersebut menjadi bukti nyata bahwa institusi tersebut dapat mencapai standar pelayanan yang telah dijanjikan kepada publik. Menurut Prof. dr. Jusuf Misbach, Sp.S(K), FAAN, spesialis saraf dari RSAW, “Sampai hari ini, kita terus meningkatkan kapabilitas melalui penyediaan fasilitas dan teknologi modern guna diagnosis dan penatalaksanaan pasien. Sebagai contoh, dalam area neurologi, sejak permulaan kami sudah dilengkapi dengan peralatan pendukung seperti CT Scan, MRI, dan seterusnya; semuanya senantiasa menggunakan produk berkualitas tertinggi,” ungkapnya.

Sejak 2023, Rumah Sakit Abdi Waluyo terus mendorong perubahan dengan memperkenalkan teknologi minimally invasive guna meningkatkan standar pelayanan medis serta efektivitas pengobatan pasiennya. Inovasi yang mencolok di antaranya adalah implementasi Focused Ultrasound Therapy (HIFU), yakni metode bedah tanpa operasi bagi mereka yang mengidap mioma uterus atau endometriosis. Sampai sekarang, lebih dari dua ratus orang sudah sukses menyelesaikan prosedur tersebut melaluinya.

Baca Juga  Runtuhkan Polemik Kasus Hak Cipta Yoni Dores-Lesti Kejora dengan Mediasi, Kata Disna Riantina

Hasil yang luar biasa—pengecilan ukuran mioma atau adenomiosis mencapai lebih dari 78,85%, bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup secara signifikan, dan semua itu dicapai tanpa harus melakukan tindakan bedah.

RSAW menonjol dalam beberapa bidang layanan, termasuk di antaranya adalah urologi. Klinik ini telah meraih predikat sebagai Rezum Center of Excellence pertama di Indonesia, sambil juga bertindak sebagai tempat latihan dan terapi minim invasif bagi penyembuhan pembengkakan prostat ringan (BPH). Dokter spesialis urologi dari RSAW, dr. Aditra Imam Satja Koessoesmah, Sp.U., FICS, memberikan komentar: “Ini membuktikan bahwa RSAW merupakan pusat perawatan yang mendayagunakan teknologi canggih, memiliki sarana lengkap berserta staf medis profesional di bidangnya tersebut, selain itu turut menciptakan kenyamanan, efisiensi waktu, dan hasil yang optimal tanpa diperlukan tindakan bedah besar maupun konsumsi obat secara permanen. Ini adalah bukti nyata dari upaya inovatif kita.” Sampai hari ini, RSAW sudah mencapai prestasi signifikan melalui lebih dari 50 kasus sukses pasien yang menjalaninya terapi Rezum sebagai opsi penanganan BPH. Teknik ini menjadi alternatif moderen yang mulai banyak digandrungi karena bisa menyelesaikan masalah pembesaran prostat tanpa harus melakukan operasi besar-besaran, tidak memerlukan penggunaan obat sepanjang hayat, serta tidak mengacaukan fungsionalitas seksual; hal ini membuat metode Rezum menjadi inovasi utama dalam layanan uroligi minimally invasive di rumah sakit tersebut.

Selain pelayanan medis yang berkualitas, yang juga dibangun dalam pelayanan RSAW adalah suasana hangat dan kekeluargaan antara tenaga medis, staf rumah sakit, dan pasien. Margareta, salah satu suster di RSAW menjelaskan, “RSAW berusaha menghadirkan rasa nyaman dan membangun kedekatan personal, sehingga terbentuk hubungan jangka panjang yang tulus serta membuat pasien menanamkan kepercayaan pada pelayanan RSAW. Tak heran bila banyak pasien loyal yang datang dari generasi ke generasi, mulai dari nenek, ayah, ibu, hingga anak dan cucu mereka.”

Baca Juga  Alasan Terkuat Umi Pipik Putuskan Melaporkan ke Polisi

Sampai sekarang, setelah mencapai umur 41 tahun dalam bidang kesehatan, RSAW selalu berhasil menambah kepercayaan publik. Dr. Prasetyo Andriono, Sp.JP, sebagai direktur RSAW mengatakan: “Kami tetap berkomitmen untuk terus meningkatkan kapabilitas kami di semua aspek layanan medis guna memberikan pelayanan optimal kepada masyarakat. Mengingat perkembangan industri jasa kesehatan yang sangat cepat hari ini, tidak mustahil bahwa inovasi-inovasi baru bakal bermunculan dan memiliki dampak signifikan pada RS Abdi Waluyo di waktu mendatang. Kami siap menerapkan berbagai macam teknologi seperti pemetaan radiografi, AI, sampai dengan alat-alat penunjang kesehatan lainnya di tempat ini. Selain itu, diagnosis penyakit ditetapkan lewat analisis yang cukup dipersiapkan dengan tenaga kerja profesional dan dukungan canggihnya teknologi yang tersedia. Sehingga, RSAW bisa semakin meningkatkan mutu layannya baik saat ini maupun nanti.”

Dr. Sigit Pramono, FRANZCOG, Sp.OG, Kepala departemen Obstetri dan Ginekologi dari RSAW mengungkapkan penghargaannya secara tulus kepada semua pihak yang sudah membantu perkembangan RSAW. Dia menyatakan, “Kehadiran serta pertumbuhan RSAW adalah hasil dari keyakinan publik pada institusi kami. Saya ingin meluaskan ucapan terimakasih saya kepada para dokter dan staf medis lainnya atas upaya mereka menjaga dan membesarkan rumah sakit ini sampai hari ini. Dengan mencapai umur 41 tahun, RSAW bukan saja merayakan pencapaian-pencapaian di masa lampau tetapi juga dengan semangat baru menuju masa mendatang yang lebih bermutu, inovatif dan setia dalam layanan bagi tanah air Indonesia. Meski jalan kedepan tampak panjang dan sulit, percayalah bahwa kerja keras kita pastinya memiliki makna tersendiri, utamanya dalam hal pelayanan bagi bangsa.” Itulah penjelasan beliau. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *