Warta Bandung Barat
– Indonesia terus berkomitmen penuh pada pengembangan sektor kendaraan listrik (electric vehicle/ EV). Lewat Center for Research and Innovation on Advanced Transportation Electrification (CReATE) dari Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS), saat ini telah hadir inovasi Motor Axial Flux BLDC serta Kontroller yang dapat memperkuat rantai pasok (supply chain) motor traksi dalam negeri.
Inovasi tersebut dipersembahkan dalam pameran Indonesia International Auto Parts Accessories and Equip Exhibition (INAPA) 2025 yang berlangsung beberapa hari yang lalu di Jakarta. Tidak main-main, keenam temuan penelitian terbaik dari PENS di sektor Kendaraan Listrik (EV) turut dipajang, antara lain Motor Axial Flux BLDC 2-5kW/72Volt, Motor Axial Flux BLDC 20 kW/153 Volt, dua prototipe kendaraan, skuter listrik sports, serta All-Terrain Vehicle (ATV).
Dadet Pramadihanto, peneliti sekaligus ketua CReATE, mengatakan bahwa hasil karya tersebut merupakan buah kerjasama antara tujuh dosen, mantan mahasiswa, dan siswa saat ini yang berasal dari berbagai bidang studi mulai dari Mekatronika Terapan, Teknik Komputer, hingga Sistem Penghasil Energi.
“Motor axial flux ini menampilkan kepadatan energi yang lebih tinggi daripada jenis motor listrik lainnya, misalnya radial flux. Motor ini juga menghasilkan torsi yang lebih besar dan akselerasinya lebih cepat, memungkinkan kendaraan untuk segera melaju kencang saat berada dalam posisi diam,” jelas Guru Besar PENS itu.
Fitur unggulannya lainnya adalah desain mesin yang ramping serta berat badan yang lebih ringan sehingga memudahkan pemasangan satu unit motor per roda. Hal ini menciptakan kontrol yang akurat dan responsif. Teknologi tersebut tidak hanya terbatas pada kendaraan listrik saja, melainkan dapat diterapkan ke berbagai jenis kendaraan seperti mobil, bus, bahkan sampai ATV.
PENS menginginkan motor axial flux BLDC 2-5kW/72V ini dapat menjadi fondasi untuk rantai pasok motor traksi di Indonesia dan menekan ketergantungan pada barang impor, sambil juga membantu pembangunan industri kendaraan listrik nasional. Tim saat ini sedang mengerjakan prototipe terbarunya dengan target akan selesai dalam waktu dua bulan ke depan.
Dadet menyebutkan terkait dengan produksi skala besar, dia menjelaskan bahwa dirinya bersama sekelompok dosen, termasuk Amang Sudarsono sebagai ketua dari Konsorsium PTV Jawa Timur, saat ini tengah merencanakan perlengkapan produksi yang belum ada dipasar.
Penelitian ini didukung oleh dana dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), melalui Program Katalisator Kemitraan Berdikari, yang berada di bawah Direktorat Diseminasi dan Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Kementerian Pendidikan Tinggi, Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi (Kemendikti IPTEK).
PMO Program Berdikari, Yogi Herdani, menyatakan bahwa kerjasama ini merupakan wujud konkret dari Gerakan Kampus Berdampak. “Kini telah tiba waktu bagi kampus untuk bangkit dan memperlihatkan kemampuannya melalui penelitian serta inovasi. PENS sudah bergerak dalam arah yang benar, sebagai anggota komunitas EV dan menciptakan pengaruh positif terhadap masyarakat,” ungkapnya.
Minat terhadap inovasi tersebut juga berasal dari para peserta pameran, seperti Deputy Manager Sales ADATA Taiwan, Johnny Wu, yang mengomentari bahwa motor BLDC buatan PENS telah siap bersaing di pangsa pasar internasional. Bahkan, ia mengekspresikan keinginan untuk berkolaborasi dengan PENS dalam jangka pendek.