Sebagai anggota kelompok berisiko tinggi, anak-anak tentu bukanlah objek yang harus diperbolehkan untuk bekerja. Tetapi, kenyataan di dunia nyata menunjukkan bahwa penggunaan tenaga kerja anak dalam bidang non-formal tetap saja banyak terjadi. Hal ini umumnya lebih sering muncul di daerah-daerah berkembang atau dengan ekonomi lemah serta minimnya perhatian dari pihak pemerintahan setempat.
Berikut adalah sejumlah film yang dapat menjadi refleksinya mengenai masalah pekerjaan anak. Meskipun tidak hanya berasal dari zaman dahulu, kenyataan bahwa beberapa di antaranya rilisan tahun 2020-an menunjukkan bahwa fenomena tersebut masih sering terjadi hingga saat ini.
1. A Time for Drunken Horses (2000)
Waktunya Minum Arak Berlebihan
Bukan sekadarjudul. Film tersebut mengungkap praktik penyelundupan illegal di mana orang mencoba menyelinapkan barang dengan memforsir kuda nil mereka minum alkohol untuk dapat melewati rute pendakian berbahaya di perbatasan antara Iran dan Irak. Yang lebih tragis, banyak dari para pelaku ini adalah anak-anak di bawah umur, termasuk aktor utama yang terpaksa menjadi tulang punggung keluarga setelah meninggalnya sang ayah, menjalani tanggung jawab merawat empat bersaudara lainnya.
2. Sun Children (2020)
Sun Children
Mengikuti Ali (Rohullah Zamani), seorang remaja berusia 12 tahun yang bekerja sebagai buruh kasar demi mendukung kebutuhan finansial keluarga. Suatu hari, dia dipilih untuk menemukan suatu harta karun yang tersimpan di bawah permukaan tanah. Karena tempat tersebut saat ini telah menjadi sekolah sukarela bagi anak yatim piatu, Ali bersama teman-temannya menyamar sebagai siswa baru di sekolah tersebut.
3. Anuja (2024)
Berstatus nomine Oscar 2025 untuk kategori Film Dokumenter Pendek Terbaik,
Anuja
Merupakan gambaran memprihatinkan tentang kedua saudara kandung di bawah umur yang terpaksa bekerja di sebuah pabrik konveksi di India. Anuja (Sajda Pathan), meskipun seorang anak jenius, memiliki kesempatan mendapatkan beasiswa pendidikan. Akan tetapi, sang pemilik pabrik tidak bersedia kehilangan dia dan bahkan mencoba menghambat usaha Anuja tersebut.
4. The Breadwinner (2017)
Nomine
Oscar
lain dalam daftar movie seputar buruh anak yang bernama
The Breadwinner
Berlatarkan Afghanistan pada masa pemerintahan Taliban, film tersebut menceritakan tentang Paravana, seorang gadis berusia 11 tahun yang dipaksa menjadi penyedia utama nafkah untuk keluarganya.
bacha posh
Seorang gadis berpura-pura menjadi anak laki-laki demi alasan tertentu setelah sang ayah ditahan. Tindakan ini diaambil supaya dapat mendukung kelangsungan hidup keluarganya yang kini terancam akibat kurangnya pemasukan sebagai hasil dari tidak adanya anggota keluarga laki-laki. Hal tersebut disebabkan oleh aturan Talibanku dimana hanya kaum adam saja diperbolehkan untuk bekerja di luar ruangan.
5. Kura-Kura Bisa Terbang (2004)
Sedih dan membuat hati menjadi tuli,
Turtles Can Fly
Akan mengajakmu mengeksplorasi kehidupan tiga remaja yang sedang merana di Iraq selama serbuan militer AS tahun 2003. Tidak ada kabar tentang kedua orang tua mereka, sehingga mereka harus mencari nafkah dengan mengumpulkan besi sisa-sisa ranjau darat demi bertahan hidup. Sang kakak tertua telah kehilangan sebagian tubuhnya akibat risiko pekerjaan berisiko tinggi tersebut.
6. Salaam Bombay! (1988)
Disebut sebagai salah satu film India yang sangat berdampak, Salaam Bombay! akan menghadirkanmu pada kenyataan pedih di kota ramai Mumbai. Di balik kemegahan industri perfilman-nya, kota tersebut sebenarnya menjadi rumah bagi banyak anak tanpa pengurus. Mereka harus mencari nafkah dengan cara-cara tidak tetap hanya untuk bertahan hidup tiap harinya. Tidak jarang mereka pun terjerumus dalam aktivitas gelap seperti perdagangan manusia dan bahkan prostitusi.
7. Crossing (2024)
Crossing
sebenarnya fokus pada perjalanan dua orang asal Georgia di Istanbul, Turki yang mencari kerabat mereka. Ditengarai jadi transgender, keduanya mau tak mau harus menyusuri kawasan-kawasan yang lekat dengan prostitusi dan berbagai bisnis gelap lain. Di sana, mereka juga bertemu dua anak telantar yang harus bertahan hidup dengan mengamen setiap hari.
Crossing
Bukan hanya film pertama yang menggambarkan kehidupan anak-anak tanpa rumah di Turki. Satu
film
klasik asal negara itu,
Yusuf and Kenan
(1979), merupakan contoh lain.
Menghadapi ancaman tersembunyi ini seharusnya menjadi peringatan bagi kita semua. Mari hentikan pemikiran romantis tentang kehidupan anak-anak yang bertaruh nyawa untuk mencari makanan atau uang sekolah dijalanan. Bukankah itu adalah kewajiban pemerintah dan para orang tua yang membesarkannya?