Warta Bandung Barat – Mendekati akhir bulan Mei 2025, Pemerintahan Kridhamardawa Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat akan menyelenggarakan kembali Uyon-Uyon Hadiluhung. Acara tahunan ini jatuh pada saat peringatan Wiyosan Dalem yaitu hari lahir Sri Sultan Hamengku Buwono X yang dirayakan setiap Senin Pon (malam Selasa Wage).
Perang antara Jaka Tingkir dengan Dhadhungawuk yang terwujud dalam format tersebut menjadi sebagai berikut:
Beksan Wira Taruna akan ditampilkan dalam acara Uyon-Uyon Hadiluhung pada hari Senin Pon, tanggal 26 Mei 2025. Pertunjukan tersebut digelar di Kagungan Dalem Bangsal Kasatriyan dan bisa dinikmati baik secara offline maupun online.
Berdasarkan postingan di Instagram serta situs web resmi Keraton Yogyakarta, pertunjukan Beksan Wira Taruna muncul sebagai kreasi baru yang dikenal dengan nama Yasan Dalem Enggal oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X. Ini merujuk pada interpretasi ulang dari dokumen bernomor kode T.59 yang disebut Lelangen Beksa Wirotamtomo. Terdapat informasi bahwa versi asli Beksan Wirotamtomo sempat dipentaskan dalam bentuk rekonstruksinya pada tahun 1984.
Ceritanya tentang niat Dhadhungawuk yang berkeinginan untuk menjadi seorang prajurit wirotamtama. Jaka Tingkir menerima hasrat tersebut tetapi dengan sebuah ketentuan yaitu Dhadhungawuk harus bertarung melawannya sendiri. Pada kondisi dimana Jaka Tingkir mengalami kekalahan dalam pertandingan ini, posisi sebagai lurah prajurit wirotamtamo akan diserahkan kepada Dhadhungawuk.
Oleh karena itu, pertandingan pun dimulai. Dhadhungawuk yang percaya diri dengan kekuatannya yang luar biasa, ditafsirkan sebagai sosok berani. Di sisi lain, Jaka Tingkir dipersembahkan sebagai tokoh alus. Pada gambaran ini, pahlawan gagah tersebut membawa keris. Sedangkan sang pahlawan berani memegang pedang sebagai senjata utamanya.
Beksan Wira Taruna dipentaskan oleh 10 penari laki-laki. Di antara mereka, dua karakter yang akan dimainkan adalah Jaka Tingkir dan Dhadhungawuk. Sementara gerakan para penari ditampilkan, beberapa gending juga akan dibawakan untuk mendampingi setiap pergerakan penari tersebut.
Misalkan, Ladrang Gati Sudira yang menemani penari saat masuk ke panggung pertunjukan. Di sisi lain, Gati Wira Taruna akan mendampingi para penari saat mereka meninggalkan panggung dengan beksanya. Ada berbagai gendhing penting dalam prosesi ini seperti misalnya ladrang wiratama, kawin sekar pangkur dhudha kasmaran, ladrang wira taruna, serta kawin sekar megatruh wuluh gadhing dan ketawang abra markata, lancaran taruna sura, dan juga cara balen.
Pertunjukan online bisa ditonton melalui siaran langsung YouTube Kraton Jogja mulai jam 19:00 WIB hingga selesai. Bagi para penonton yang sudah memesan tiket offline (dengan kuota terbatas), harus memakai pakaian sesuai adat atau aturan yang ada di istana, yaitu pakaian prada untuk kaum adam dan kebaya tangkepan jangkep bagi wanita. ***