Gempa M1,8 Guncang Bandung Barat, BMKG Pastikan Bukan Sesar Lembang

Bandung Barat Diguncang Gempa M1,8: BMKG Pastikan Bukan Sesar Lembang, Namun Aktivitas Sesar Lembang Meningkat

Kabupaten Bandung Barat kembali menjadi sorotan setelah diguncang gempa tektonik berkekuatan Magnitudo (M) 1,8 pada Minggu, 7 September 2025, pukul 18:35 WIB. Meskipun gempa terbaru ini tergolong dangkal dan dirasakan di Ciater, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan pemicunya bukan Sesar Lembang. Namun, BMKG juga menyoroti peningkatan aktivitas Sesar Lembang, khususnya di segmen barat, yang telah dipantau intensif sejak Juli 2025.

Gempa M1,8 yang terjadi pada 7 September 2025 memiliki episenter di darat, sekitar 18 km timur laut Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Titik koordinatnya berada di 6.72 Lintang Selatan dan 107.61 Bujur Timur, dengan kedalaman 11 km. Getaran gempa ini dirasakan di wilayah Ciater dengan skala intensitas II MMI (Modified Mercalli Intensity), yang berarti beberapa orang merasakan getaran dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

Menurut ahli seismologi BMKG, Dr. Pepen Supendi, gempa M1,8 tersebut dipicu oleh aktivitas sesar aktif yang belum terpetakan, terletak di sebelah utara Gunung Tangkuban Parahu. Hingga berita ini diturunkan, belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan akibat gempa tersebut. Monitoring BMKG juga tidak menunjukkan adanya aktivitas gempa susulan pasca kejadian ini.

Di sisi lain, BMKG telah memantau peningkatan signifikan aktivitas Sesar Lembang, terutama pada segmen barat atau Segmen Cimeta, sejak 24 Juli 2025. Periode antara 25 Juli hingga 20 Agustus 2025 mencatat enam aktivitas kegempaan dengan magnitudo bervariasi antara M1,7 hingga M2,3 di bagian barat Sesar Lembang. Intensitas terbesar dari rangkaian gempa ini mencapai skala II-III MMI.

Salah satu kejadian penting adalah gempa bumi M1,7 pada Rabu, 20 Agustus 2025, pukul 12:28 WIB, di Kabupaten Bandung Barat. Gempa ini berlokasi 3 km Barat Laut KBB dengan kedalaman 10 km, dan secara eksplisit dijelaskan oleh BMKG dipicu oleh aktivitas Sesar Lembang. Aktivitas kegempaan terkini lebih dominan terpusat di segmen Cimeta dan Cipogor, sementara segmen lainnya relatif menunjukkan kondisi yang tenang.

Baca Juga  Kode Pos Bandung Barat: Panduan Lengkap untuk Warga KBB

Karakteristik dan Potensi Sesar Lembang

Sesar Lembang merupakan struktur geologi yang membentang sepanjang sekitar 29 kilometer melintasi beberapa wilayah. Sesar ini melewati Kabupaten Bandung Barat, meliputi kecamatan Ngamprah, Cisarua, Parongpong, dan Lembang. Selain itu, Sesar Lembang juga melintasi Kabupaten Bandung di area Cimenyan dan Cilengkrang, serta berakhir di Tanjungsari, Kabupaten Sumedang.

Sesar Lembang terbagi menjadi enam segmen utama, yaitu Cimeta, Cipogor, Cihideung, Gunung Batu, Cikapundung, dan Batu Lonceng. Pergerakan sesar ini relatif lambat, dengan kecepatan sekitar 1,9 hingga 3,4 milimeter per tahun. Meskipun demikian, penelitian paleoseismologi telah menemukan bukti pergeseran tanah setinggi 40 sentimeter. Bukti ini mengindikasikan bahwa Sesar Lembang pernah memicu gempa bumi dengan kekuatan sekitar M6,5 di masa lalu.

Berdasarkan kajian BMKG, Sesar Lembang memiliki potensi untuk menimbulkan gempa bumi maksimum hingga Magnitudo 6,8. Potensi ini menjadi perhatian serius bagi mitigasi bencana di wilayah Bandung Raya. BMKG juga secara spesifik menyebut bahwa Sesar Lembang bisa menyebabkan gempa Magnitudo 5,5 di Bandung Barat, yang berpotensi menimbulkan kerusakan ringan seperti plester dinding yang rontok.

Aktivitas Sesar Lembang ini tidak hanya berkaitan dengan potensi gempa. Fenomena geologi ini juga berdampak pada kenaikan ketinggian Gunung Batu yang berada di kawasan Lembang. Pergerakan sesar secara perlahan namun pasti terus membentuk morfologi wilayah ini.

Himbauan dan Kesiapsiagaan Mitigasi

Menyikapi aktivitas kegempaan yang terjadi dan potensi Sesar Lembang, BMKG mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak mudah terpengaruh oleh isu-isu yang kebenarannya tidak dapat dipertanggungjawabkan. Masyarakat diminta untuk selalu memastikan bahwa informasi yang diterima bersumber dari BMKG sebagai lembaga resmi yang berwenang dalam pemantauan gempa bumi dan tsunami.

Baca Juga  Lembang Menuju Kota Mandiri: Wacana Pemekaran KBB Terus Bergulir

Pemerintah bersama BMKG secara konsisten menekankan pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana gempa bumi. Langkah-langkah mitigasi yang dianjurkan meliputi memastikan bangunan yang dihuni aman dan tahan gempa, menyiapkan rambu jalur evakuasi yang jelas, serta melakukan pemetaan mikrozonasi daerah rawan. Pelatihan keselamatan gempa dan penguatan sistem mitigasi juga menjadi prioritas.

Edukasi masif kepada masyarakat tentang cara menghadapi gempa bumi sangat penting untuk meningkatkan kesadaran dan kapasitas respons. Pemerintah Kabupaten Bandung Barat sendiri telah menunjukkan respons proaktif terhadap peningkatan aktivitas seismik Sesar Lembang. Pemkab KBB telah menyiapkan puluhan titik evakuasi yang strategis sebagai bagian dari skenario terburuk jika Sesar Lembang benar-benar menimbulkan gempa besar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *