Ditinggal Kosong dengan Tungku Masih Menyala, Rumah Pasangan Lansia di Cipongkor Rata dengan Tanah

Warta Bandung Barat | Ditinggal Kosong dengan Tungku Masih Menyala, Rumah Pasangan Lansia di Cipongkor Rata dengan Tanah
Petugas dan warga di lokasi kejadian kebakaran yang melanda sebuah rumah di Kp. Cimarel, Desa Karangsari, Kecamatan Cipongkor, Rabu (10/9/2025)

 

CIPONGKOR, WARTABANDUNGBARAT.COM – Hawa sejuk pagi hari di Kampung Cimarel RT 02/RW 04, Desa Karangsari, Kecamatan Cipongkor, pada Rabu (10/9/2025), seketika pecah oleh teriakan panik dan kepulan asap hitam pekat. Sebuah rumah sederhana milik Bapak Jaja, seorang lansia yang tinggal bersama istrinya, dilalap si jago merah hingga tak bersisa.

Peristiwa yang terjadi sekitar pukul 07.30 WIB ini menyisakan duka mendalam. Seluruh harta benda yang dikumpulkan seumur hidup oleh pasangan lansia tersebut hangus menjadi arang, dengan total kerugian ditaksir mencapai Rp100 juta.

Berdasarkan laporan terperinci yang diterima kontributor WartaBandungBarat.com, Cecep Hikmat, dari relawan Destana (Desa Tangguh Bencana) KBB di lokasi, sumber petaka diduga kuat berasal dari kelalaian yang tak disengaja—sebuah tungku tradisional yang masih menyala ditinggalkan begitu saja saat rumah dalam keadaan kosong.

“Saat kejadian, rumah dalam kondisi tidak ada penghuni. Api dari tungku yang terlupakan diduga merambat ke dinding dan barang-barang di sekitarnya, memicu kebakaran yang tak terkendali,” ungkap Cecep dalam laporannya.

Tanpa komando, semangat gotong royong langsung membara. Warga sekitar, berbekal ember dan peralatan seadanya, berlarian menuju sumber api. Mereka berjibaku menyiramkan air, mencoba menjinakkan api yang dengan cepat melahap seluruh bangunan semi permanen berukuran 6×14 meter tersebut. Unsur desa, pengurus RW, hingga relawan Destana turut serta dalam upaya pemadaman darurat ini.

Namun, perjuangan mereka dihadapkan pada dua tantangan besar. “Akses menuju lokasi sangat sulit karena berada di gang sempit, menyulitkan warga untuk bergerak leluasa. Selain itu, sumber air bersih yang jauh menjadi kendala utama dalam proses pemadaman,” lanjut Cecep.

Keterbatasan inilah yang membuat api leluasa melumat habis seluruh bangunan. Tak ada barang berharga yang bisa diselamatkan.

Baca Juga  Proyek Makan Bergizi Gratis di KBB Mangkrak, Warga Cililin Kecewa Berat

Kini, Bapak Jaja dan istrinya harus menghadapi kenyataan pahit kehilangan satu-satunya tempat mereka bernaung. Pihak relawan dan aparat desa telah mengevakuasi dan mengimbau keduanya untuk sementara waktu mengungsi ke tempat kerabat terdekat.

Laporan kaji cepat menyebutkan, kebutuhan paling mendesak bagi korban saat ini adalah logistik dasar seperti sembako, pakaian layak pakai, dan selimut. Untuk jangka panjang, mereka sangat membutuhkan bantuan material bangunan untuk dapat mendirikan kembali rumah mereka yang telah rata dengan tanah.

(Oleh: Cecep Hikmat / Editor: Tim Redaksi WBB)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *