Warta Bandung Barat
– Penghargaan pemain terbaik Liga Indonesia selalu menarik perhatian menjelang akhir musim. Sejak dimulainya era Ligina yang pertama pada tahun 1994/1995, gelaran tersebut menggambarkan dedikasi penuh para atlet untuk klub mereka—notably baik dalam hal penampilan individu ataupun keberhasilan tim secara keseluruhan.
Sampai musim 2024/2025, telah dicatatkan sebanyak 25 pemain yang berhasil memenangkan penghargaan tersebut. Yang menarik, 16 diantaranya merupakan bagian dari tim pemenang, sementara 9 lainnya mendapatkannya walaupun tim mereka tidak menjadi juara.
Tyronne del Pino Menyusun Daftar Pesepakbola Unggulan dari Skuat Juara
Pada musim ini, gelar Pemain Terbaik Liga 1 2024/2025 jatuh ke tangan Tyronne del Pino dari Persib Bandung.
Dengan catatan 18 gol dan 8assist, Tyronne menjadi pusat perhatian dalam pertandingan Maung Bandung dan berhasil membimbing timnya meraih gelar juara. Dia kemudian melengkapi daftar para pemain elite yang sebelumnya telah memenangkan penghargaan bersama klub mereka.
Daftar Pemain Unggul Liga Indonesia Tahun 1994/95 hingga 2024/25:
1994/95: Widodo C. Putro (Petrokimia Putra)
1995/96: Ronny Wabia (Persipura)
1996/97: Nuralim (Bandung Raya)
1997/98: –
1998/99: Ali Sunan (PSIS)
1999/00: Bima Sakti (PSM)
2001: Bambang Pamungkas (Persija)
2002: Ilham Jayakesuma (Persita)
2003: Musikan (Persik)
2004: Ponaryo Astaman (PSM)
2005: Christian Warobay (Persipura)
2006: Maman Abdurrahman (PSIS)
2007/08: Zah Rahan (Sriwijaya FC)
2008/09: Boaz Solossa (Persipura)
2009/10: Kurnia Meiga (Arema)
2010/11: Boaz Solossa (Persipura)
2011/12: Keith Kayamba Gumbs (Sriwijaya FC)
2013: Boaz Solossa (Persipura)
2014: Ferdinand Sinaga (Persib)
2015: –
2016: –
2017: Paulo Sérgio (Bhayangkara FC)
2018: Rohit Chand (Persija)
2019: Renan Silva (FC Borneo)
2021–22: Taisei Marukawa (Persebaya)
2022–23: Wiljan Pluim (PSM)
2023–24: Francisco Rivera (Madura United)
2024–25: Tyronne del Pino (Persib Bandung)
Beberapa nama seperti Boaz Solossa dan Zah Rahan merupakan teladan bagi para pemain yang telah memperkokoh posisinya sebagai legenda dalam tim yang berhasil menjadi juara liga. Akan tetapi, terdapat beberapa pengecualian seperti Renan Silva dari Borneo FC, Marukawa dari Persebaya, ataupun Rivera dari Madura United; mereka mampu meraih penghargaan walaupun timnya tidak keluar sebagai pemenang keseluruhan kompetisi.
Mundur lebih jauh lagi, Widodo C. Putro, Ronny Wabia, Nuralim, Ilham Jayakesumeswara, Ponaryo Astaman sampai Maman Abdurrahman pun pernah mengalami rasanya sebagai pemain terbaik walaupun tidak menyentuh gelar pemenang.
Bukan Hanya Angka, Tetapi Efek Keseluruhan
Memang tidak seluruh pemain top datang dari klub pemenang, tetapi catatan menunjukkan bahwa kebanyakan pesepak bola yang mengesankan juri maupun penonton bukanlah mereka pencetak gol saja, melainkan individu-individu yang mampu menjadikan timnya bermain luar biasa sepanjang musim.
Tyronne del Pino merupakan kasus terkini: tidak hanya produktif dalam mencetak gol, tetapi juga meningkatkan permainan tim ketika sedang membutuhkan.
Jika kecenderungan ini terus berlanjut, maka besar peluang di musim mendatang kita akan menemukan lagi para pemain bintang dari klub unggulan meraih penghargaan tersebut. Namun perlu ditekankan, pemain-pemain yang bukan bagian dari juara masih memiliki kesempatan—asalkan mampu menghadirkan performa luar biasa dan menjadi penentu dalam pertandingan.