Warta Bandung Barat
,
Yogyakarta
– Catatan kearsipan untuk area taman wisata cagar budaya ataupun
heritage
Kotabaru
di Kota
Yogyakarta
terdaftar resmi di Arsip Nasionals Republik Indonesia (ANRI)
ANRI
Hal tersebut mengikuti penyerahan Anugerah Memori Kolektif Bangsa (MKB) oleh ANRI karena telah lengkapnya proses pengarsipan di wilayah Kotabaru yang mencakup periode tahun 1925 hingga 2023.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta, Afia Rosdian, menyebutkan bahwa penghargaan tersebut adalah MKB pertama untuk Kotabaru. Dia menekankan, “Inilah MKB pertama bagi Kotabaru, sebuah kota dengan latar belakang sejarah nasional mulai dari era kolonial hingga pendudukan Jepang dan masa modern saat ini.” Pernyataannya itu disampaikan pada hari Jumat, tanggal 23 Mei 2025.
Pendaftaran Arsip Kawasan Kotabaru sebagai Monumen Kebudayaan Bangsa diperoleh dari koleksi arsip di instansi pengarsipan sejumlah 320 berkas yang mencakup dokumen teks sebanyak 256 berkas, gambar 33 nomor, serta peta 31 nomor. Informasi ini dikonfirmasi melalui pencarian arsip dari 23 organisasi, untuk memperkaya konteks pentingnya.
sejarah
.
Afi menyebutkan bahwa salah satu dokumen wilayah Kotabaru yang dikenali oleh Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) adalah Peta Kotabaru yang diciptakan tahun 1925. Pada peta tersebut terlihat area permukiman utama serta pemisahan lot-lot tanah untuk rumah-rumah saat masa penjajahan Belanda. Terdapat juga sejumlah nama jalanan berasal dari nama pegunungan dan sungai di daerah ini, dimana hingga kini masih sering kali kita temukan struktur-struktur berarsitektur Eropa.
Sejarah Perjalanan Kotabaru
Menurut Afi, berdasarkan data asli yang dikumpulkannya, wilayah Kotabaru memiliki posisi yang cukup signifikan dalam narasi sejarah perkembangan bangsa ini. Dia menjelaskan bahwa “Kotabaru didirikan selama zaman penjajahan untuk menjadi tempat tinggal modern bagi kelompok orang Belanda serta Eropa lainnya di Yogyakarta.”
Selanjutnya, selama periode penaklukkan oleh Jepang, Kotabaru berfungsi sebagai tempat tinggal bagi pejabat militer, barak serta gudang senjata.
Selama era Revolusi Kemerdekaan di Indonesia, Kotabaru berperan sebagai pusat administrasi negara serta ibu kotanya dari tahun 1946 hingga 1949 untuk Republik Indonesia. Kota ini juga merupakan tempat terjadinya Insiden Penyerangan Kotabaru pada tanggal 7 Oktober 1945. Saat ini, struktur-strukturnya yang masih bertahan dibiarkan utuh.
Pengakuan ANRI atas wilayah Kotabaru dianggap oleh Afi sebagai langkah sangat penting karena berpotensi membawa banyak keuntungan. Kini masyarakat umum dapat dengan mudah mempelajari dan mendapatkan informasi lebih lanjut tentang sejarah daerah Kotabaru lewat dokumen-dokumen asli yang telah dirawat dengan baik.
Di samping itu, hal ini dianggap memberi bobot sejarawi serta petunjuk bagi keputusan pemerintah dalam membangun dan mengembangkan wilayah Kotabaru kedepan, untuk mencegah hilangnya jejak sejarahnya.
Afi menyebutkan bahwa tim mereka menghabiskan masa kurang lebih 20 bulan untuk merumuskan MKB di wilayah Kotabaru. Untuk mendaftarkan arsip menjadi bagian dari MKB, terdapat beberapa syarat seperti misalnya arsip tersebut harus memiliki nilai nasionalisme dan makna historis penting, memiliki ciri dan pola unik serta jarang ditemukan, tetap utuh secara integritas, keadaan fisik baik dan bisa dipertanggungjawabkan, serta otentik.
Pilihan Editor:
Hamzah Sulaiman yang dikenal sebagai Raminten: Ikon Kota Yogyakarta