Berpisah dengan kekasih dapat terasa seolah-olah sebagai ujung dari segalanya, namun seringkali apa yang diperlukan hanyalah sebuah film yang mampu merasakan emosi kita. Mulai dari cerita percintaan yang begitu mendalam hingga petualangan pencarian identitas diri yang membawa inspirasi, ada beberapa film yang cocok menjadi sahabat ideal saat menjelajahi malam penuh introspeksi.
Film-film ini tak hanya menyajikan hiburan, tetapi juga menjadi refleksi dari emosi rumit yang timbul usai suatu hubungan berakhir. Setiap judul dalam daftar tersebut menggambarkan tokoh-tokoh yang merasakan luka, ketidakpastian, serta mencari pemahaman pasca putusnya sebuah ikatan.
Melalui kisah mereka, kita menyadari bahwa perpisahan romantis tidak mengakhiri segala sesuatu, tetapi malah menjadi titik awal untuk menemukan versi diri sendiri yang lebih tulus dan berani. Oleh karena itu, film apa yang ingin kamu saksikan sebagai temanmu saat menjalani momen-momen sulit ini?
1. Orang Terburuk di Dunia (2021)
Film Norwegia buatan Joachim Trier ini seolah menampilkan hidup kita sendiri terekam di bioskop. Julie harus berurusan dengan rangkaian hubungan yang kompleks saat ia berusaha untuk menemukan identitasnya selama masa remaja akhir hingga awal kedewasaan. Dia mengambil keputusan yang memusingkan, menghadapi keraguan dalam hal asmara dan pekerjaan, serta sering kali merasa bimbang tanpa tujuan jelas.
Tetapi justeru di sinilah letak kekuatan film tersebut karena tampil dengan kesungguhan dalam memperlihatkan seberapa berat proses menua. Melalui gambaran estetika yang memesona serta alur cerita yang unik, film ini enggan memberikan jawaban mudah, melainkan justru menerima kerumitan kehidupan sebagai bagian dari pengalaman manusia.
Julie tidaklah merupakan pahlawan tanpa cela karena dia pernah berbuat salah, merasakan penyesalan, lalu mencoba kembali. Orang yang tengah bersedih mungkin dapat mengenali sebagian dirinya sendiri dalam tokoh Julie, dan dari situ timbul rasa lega bahwa kegagalan bukanlah suatu hal yang harus ditutup-tutupi.
2. Frances Ha (2012)
Frances Ha tidak sekadar cerita tentang perpisahan asmara biasa, melainkan membahas tema kehilangan dalam berbagai aspek, termasuk ikatan persahabatan yang erat. Frances, seorang gadis muda dengan hasrat untuk menari di Kota New York, terpaksa merangkul kemandirian saat sahabatnya, Sophie, mulai menciptakan lingkaran sosial barunya tanpa dia.
Film yang diperankan oleh Greta Gerwig, dipadu dengan semburat energetik serta candaan khas anak muda yang masih dalam proses menjadi dewasa. Meskipun tampak santai, cerita ini menyimpan kedalaman emosi yang signifikan. Karakter utama bernama Frances kerap merasa tersisih dari lingkungan sekitarnya, namun dia tetap bergerak maju, mengejar mimpi-mimpinya, sambil mengasah kemampuan untuk mencintai dirinya sendiri.
Movie ini sangat sesuai bagi orang-orang yang mengalami kehancanan namun masih berharap diberi pengertian bahwa menjalani hidup tak perlu selalu sempurna demi mencapai kesenangan.
3. Seorang Wanita yang Belum Menikah (1978)
Bagaimana bila kekasihmu sejak 15 tahun meninggalkanmu untuk mencari wanita yang lebih muda? Hal itu terjadi pada karakter Erica di film tersebut.
An Unmarried Woman Namun, bukannya terlarut dalam duka, film tersebut malah menggambarkan bagaimana Erica mulai bertahan pelan-pelan dan menyadari kembali siapa dirinya.
Film ini disajikan dengan sentuhan gaya tahun 1970an dan menampilkan sudut pandang segar tentang petualangan seorang wanita menuju kebebasannya. Erica harus melewati rintangan emosi yang kompleks tetapi membawa pesona tersendiri. Dia menyadari bahwa meskipun merdeka secara fisik mungkin tampak sunyi, hal itu tidak selalu demikian; cinta dapat hadir dalam banyak cara, bahkan mencapai kasih sayang kepada diri sendiri.
Movie ini sangat sesuai bagi orang-orang yang mungkin merasa hilang setelah perpisahan, serta membutuhkan pemengaruh bahwa tiap penutup dapat berubah menjadi permulaan yang menyenangkan.
4. Cahaya Hijau (1986)
Delphine memulai liburnya saat musim panas dengan situasi kurang menyenangkan yaitu baru saja putus cinta serta teman dekatnya tiba-tiba membatal kan rencana pergi berlibur bersama. Di dalam film Prancis yang menampilkan suasana damai tersebut, dia menjelajahi satu kotam ke kota lain. Delphine merasa seperti orang luar dan tidak nyaman ketika seolah-olah segalanya masih berlanjut tanp diri nya.
Akan tetapi, di tengah kediaman tersebut, dia mulai menghadapi emosinya sendiri. Film ini bukannya memberikan banyak konflik, namun malahan penenang yang memulihkan. Delphine pun sadar bahwa kesendirian dapat membuka pintu untuk pengertian diri yang lebih mendalam.
Untuk orang-orang yang baru saja berakhirnya hubungan percintaan dan merasa hidup seolah penuh dengan kebisingan, The Green Ray ialah cengkeraman halus yang meredakan jiwa.
5. Shirley Valentine (1989)
Shirley merupakan seorang istri muda yang menghabiskan hari-harinya dengan kesendirian dan rasa jenuh dalam menjalankan tugas sebagai ibu rumah tangga. Suami beliau sudah tidak lagi peduli untuk mendengarkannya sementara pekerjaannya hanya berfokus pada masakan dan pembersihan hunian mereka. Namun ketika ia menerima ajakan pergi berlibur ke Yunani, hal ini menjadi titik balik bagi Shirley untuk mulai menantang batasan kenyamanan dirinya sendiri.
Di tempat itu, dia menemukan kedaulatan dan kesenangan hidup yang telah lama ditutupinya. Menggunakan lelucon khas Britania Raya serta cerita bersemangat,
Shirley Valentine menunjukkan bahwa kehidupan tetap berlanjut tanpa batasan umur. Para penonton diajak untuk melihat perubahan dalam seorang wanita yang pada akhirnya memutuskan untuk mengedepankan dirinya sendiri.
Pecahan hubungan memang menyakitkan, tetapi beberapa judul di bawah ini membuktikan bahwa dari keruntuhan dapat lahir ketabahan dan dari rasa sedih bisa timbul wawasan baru. Terkadang cukup dengan tenang melihat petualangan orang lain untuk mulai merombak potongan hati kita sendiri. Dari daftar lima film tersebut, manakah yang paling Anda perlukan sekarang?