Warta Bandung Barat, Jakarta – Lembaga Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) BMKG ) memprediksi hujan Petir dan angin kencang akan menyertainya dengan hujan yang membasahi sebagian dari Kabupaten Bogor serta Kabupaten Tangerang menjelang malam Jumat, 30 Mei 2025. Tingkat kelembaban di wilayah Jakarta beserta sekitarnya mencapai antara 60 sampai 80 persen sepanjang hari tersebut. Merujuk prediksi cuaca
Berdasarkan informasi terkini dari BMKG, beberapa daerah di Bogor dan Tangerang telah dilanda hujan deras sejak Kamis malam sampai dini hari pada tanggal 29 Mei lalu. Pada waktu yang bersamaan, hujan lembut tetap mereda di Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Utara, dan Kepulauan Seribu. Sementara itu, curah hujan juga berlangsung di Tangerang, Tangerang Selatan, Depok, serta Bogor.
Mendekati pagi sekitar pukul 07.00 WIB, kondisi cuaca di wilayah Jabodetabek umumnya cerah dengan beberapa awan. Pada rentangan waktu antara pukul 13.00 WIB sampai 19.00 WIB, hujan lembut diperkirakan akan terjadi di kota dan kabupaten Bogor. Sementara itu, daerah Kabupaten Tangerang juga memiliki peluang untuk mengalami hujan dalam jangka waktu yang sama.
Temperatur udara di mayoritas daerah Jabodetabek berada antara 26 hingga 33 derajat Celsius. Wilayah Bogor memiliki suhu sedikit lebih dingin, yakni kira-kira 22 sampai dengan 32 derajat Celsius. Arah angin umumnya bertiup menuju selatan dengan kecepatan sekitar 2-10 kilometer per jam.
Menurut laporan cuaca terkini untuk periode pertengahan Mei 2025, baru sekitar 11% dari area Zone Musiman di Indonesia yang sudah masuk ke dalam masa kemarau. Sekitar 73% wilayah lainnya masih mengalami kondisi musim hujan. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas tempat di Indonesia saat ini tengah menjalani transisinya antara musim penghujan dan kemarau atau biasa disebut sebagai pancaroba.
Di tahap ini, kondisi cuaca kebanyakan cerah sejak subuh sampai siang hari, lalu berganti menjadi hujan dengan guntur di waktu sore atau malam. Kejadian tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh konveksi lokal yang sering muncul ketika peralihan musim, tetapi juga dampak dari fenomena atmosfir skala global seperti aktivitas Elk.
Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby Equatorial dan kelvin, beserta anomali tropis di wilayah baratdaya Bengkulu.
Herzanindya Maulianti