WARTA LOMBOK
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencurigai adanya aspek lain yang belum tersingkap, melebihi hanya menjadi peniru konten-konten populer di media sosial, mengenai insiden mengejutkan seorang anak berusia 9 tahun yang telah membakar delapan bangunan di Sukabumi, Jawa Barat.
Ini dikonfirmasikan oleh Wakil Ketua KPAI, yaitu Jasra Putra, yang menyebut bahwa peristiwa itu tidak langsung disebabkan oleh inspirasi dari suatu film.
“Komisi Perlindungan Anak Indonesia menghimbau kepada publik untuk tidak serta-merta menelan informasi tanpa analisis mendalam hanya karena dianggap terinspirasi oleh sebuah film. Penting bagi kita untuk menyelidiki lebih lanjut tentang apa yang dialami oleh si anak berusia 9 tahun ini sehingga kita bisa memiliki pemahaman keseluruhan atas situasinya,” tandasnya seperti dilansir Warta Lombok dari situs web ANTARA News pada hari Sabtu, tanggal 24 Mei 2025.
Peristiwa yang berlangsung di Gang Amarta, Desa Tipar, Kecamatan Citamiang ini tidak bisa disepelehkan.
Seperti informasi yang sudah menyebar, delapan rumah hancur lebur akibat perbuatan seorang anak muda. Kemudian terungkap bahwa ia menyebabkan keseluruhan 13 titik api unggun.
KPAI juga meminta agar Polisi dan Pembimbing Anak mengeksplorasi masalah ini dengan lebih detail.
“KPAI yakin bahwa penyebab tingkah laku tersebut bukan hanya satu faktor. Terdapat beberapa elemen dan tekanan yang harus dibongkar. Pembarian api di 13 lokasi itu menunjukkan adanya hal penting lainnya yang perlu ditelusuri lebih lanjut mengenai situasi anak-anak tersebut. Jika kita gagal merujuk pada kebenaran seputarnya, seperti apa motivasinya, kemungkinannya tindakan semacam ini akan berulang lagi, karena aspek utamanya belum tertangani,” jelas Jasra sambil menyuarakan nada keseriusan.
Selanjutnya, dia menyebutkan pula bahwa anak-anak sering kali merasakan kesulitan dalam meluapkankan emosi mereka, meskipun itu adalah pada individu yang sangat dekat dengan diri mereka.
Sebelumnya, Polsek Citamiang bersama dengan Satreskrim Polres Sukabumi Kota telah menahan anak tersebut.
Setelah melakukan pendekatan keluarga, si anak pada akhirnya dikembalikan kepada orangtuanya guna menerima pengasuhan dan bimbingan.
Tetapi masalah utama belum terselesaikan: Apakah yang sebenarnya terjadi di belakang insiden sang anak berumur 9 tahun membakar sebuah rumah itu? ***